Senin, 27 Maret 2023

Perundungan

Perundungan

Yuk simak video di bawah ini dulu ya.

Apa sih itu perundungan?

Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak  menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun  sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang  membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati  dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun  kelompok.

Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang  merasa tidak nyaman dan sakit hati atas perbuatan  orang lain padanya. Perundungan bisa diibaratkan sebagai benih dari  banyak kekerasan lain, misalnya: tawuran, intimidasi,  pengeroyokan, pembunuhan, dan lain-lain.

Sebagai benih kekerasan, bila perundungan bisa  ditekan, maka kekerasan yang lebih parah akan bisa  dicegah.

Apa sajakah bentuk-bentuk perundungan?

Jenis Perundungan

Kapan dan di mana bisa terjadi perundungan?

Kapan dan di mana terjadi perundungan?

Bagaimana sih dampak perundungan?

Dampak Akademis Perundungan

Dampak Sosial Perundungan

Dampak Fisik Perundungan

Dampak Emosi Perundungan

Apakah aku seorang perundung?

Tes Pelaku Perundungan
Jika kamu menjawab ya untuk sebagian besar pertanyaan  itu, mungkin saja kamu termasuk perundung.

Bagaimana cara berhenti menjadi perundung?
  • Meminta maaf kepada orang yang sudah kita rundung.  Jika kamu malu meminta maaf secara langsung kamu bisa  melakukannya lewat telfon, surat atau media komunikasi  lainnya.
  • Bersabarlah ketika kamu tidak langsung dimaafkan atau teman  yang kamu rundung akan mengabaikanmu karena semuanya  membutuhkan proses.
  • Lakukan kerja sosial
  • Temukan kegiatan atau bergabung di klub yang sesuai  dengan minatmu.
  • Kamu dapat bercerita pada seseorang yang kamu percaya  untuk meringankan bebanmu dan menolongmu bebas dari  perilaku merundung.
  • Terima konsekuensi dari sekolah, teman atau lingkungan  karena perilaku merundung yang kamu lakukan.
  • Belajarlah untuk saling menghormati dalam berinteraksi  dengan teman dan lingkungan.
Mengapa seseorang menjadi perundung?
  • Adanya dorongan kuat untuk menunjukkan  kekuatan/kekuasaan agar dianggap  pemberani/ hebat atau sebagai jagoan.
  • Pernah menjadi korban perundungan yang  membuatnya marah dan sakit hati sehingga  memiliki dorongan kuat untuk membalas.
  • Merasa iri hati atas kepopuleran, kelebihan  dan kekayaan orang lain.
  • Mengikuti temannya.
Siapakah yang cenderung menjadi korban perundungan?
  • Orang yang dianggap berbeda oleh lingkungan sekitar,  misalnya: tidak mampu secara akademis, canggung, salah kostum,  kurang gaul, pendiam, tidak berdaya, aksen bicara berbeda,  tidak/lebih cantik/ganteng, dari keluarga berada atau tidak.
  • Orang yang dianggap menyebalkan dan menantang pembuli,  tapi tak mampu membela diri.
  • Orang yang dianggap sering ‘ngocol’ ke pelaku perundungan.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami perundungan?
  • Tetaplah bersikap tenang, misalnya  dengan ambil nafas dalam-dalam  selama 1 menit kemudian hembuskan  keluar.
  • Sembunyikan kemarahan atau  kesedihanmu di depan perundung.
  • Berdiri tegak, angkat kepalamu,  pandang pelaku dengan tegas,  hadapi pelaku dengan tenang atau  tinggalkan perundung.
  • Tanyakan permasalahan atau tolak  permintaan pelaku dengan sopan.
  • Segera menyingkir bila kamu dalam  bahaya.
  • Cari bantuan untuk menghentikan perilaku  perundungan yang kamu alami.
  • Blok akun media sosial pembully bila  kamu mengalami perundungan siber dan  ubah pin akun media sosial kamu.
  • Simpan perilaku perundungan yang  kamu terima sebagai barang bukti.
  • Ceritakan atau laporkan perilaku  perundungan yang kamu terima.
  • Hindari bersikap mendendam dan  membalas perilaku perundungan yang  kamu terima.
Respon dalam menghadapi perundungan.

Respon Menghadapi Perundungan

Respon Menghadapi Perundungan

Mengapa korban perundungan jarang melapor?
  • Seringkali korban tak melapor, karena takut menghadapi risiko bila ia  akan semakin diintimidasi oleh pelaku.
  • Korban terbenam dalam emosi negatif seperti takut, sedih, kecewa  atau marah dan sakit hati, sehingga ia tak mampu berpikir untuk  menghubungi orang lain untuk membantunya.
  • Ia ragu bahwa orang yang dilaporinya akan mampu menolongnya, Ia  khawatir orang tersebut justru akan menyalahkannya dan semakin  memperburuk deritanya.
Jangan menjadi penonton

Penonton yaitu melihat perundungan, namun tidak  melakukan apa-apa (bystanders). Mengapa menjadi bystanders?
  • Takut menghadapi konsekuensi  diperlakukan sama oleh pelaku.
  • Tidak tahu harus berbuat apa, atau  kemana harus melaporkan kejadian yang  dilihatnya.
Ayo menjadi upstanders.

Upstanders adalah melakukan tindakan berempati ketika melihat perilaku perundungan  untuk mengurangi derita korban perundungan. Contoh:
  • Hindari ikut menjadi perundung atau ikut menertawakan perilaku perundungan yang  dilakukan temanmu.
  • Jangan menonton perilaku perundungan karena terkadang perundung melakukannya  untuk menarik perhatian teman.
  • Katakan pada perundung untuk menghentikan perilaku mereka (hanya jika kamu  merasa aman melakukan tindakan ini).
  • Berteriak atau cari bantuan dari orang yang lebih dewasa untuk menghentikan  perilaku perundungan.
  • Gunakan telepon genggam untuk meminta bantuan (menelpon, merekam perilaku  perundungan, atau berkirim pesan).
  • Tidak menyebarluaskan video, text, atau gambar perundungan.
  • Dukung korban perundungan.
  • Ajak teman kamu untuk melakukan hal yang sama.
Bagaimana cara menghentikan perundungan?
  • Dekati dan tanyakan kondisi temanmu.
  • Tawarkan apa yang dia  butuhkan, untuk  membuatnya nyaman misalnya air minum, tissue,  atau pergi ke tempat yang tenang.
  • Tanyakan apa yang dapat kamu bantu
  • Minta dia bercerita untuk meringankan bebannya
  • Dengarkan ceritanya, jangan menyela atau  memotong, jangan menghakimi.
  • Dukung dan antarkan temanmu  untuk menceritakan perilaku  bully yang telah ia terima pada  orang tua, guru atau pihak lain.
  • Jangan membocorkan  perilaku perundungan yang ia  terima pada pihak yang tidak  berkepentingan.
  • Ajak temanmu untuk  melakukan aktivitas positif  yang menyenangkan dan  bermanfaat.
Bagaimana melindungi diri dari perundungan?
  • Dekat dengan  seluruh anggota  keluarga.
  • Terbuka dengan  orang tua dan  saudara lainnya  tentang kejadian-  kejadian di  sekitarmu, serta di  dunia maya.
  • Beraktivitas bersama anggota keluarga secara rutin, misalnya: makan malam  bersama, jalan-jalan di akhir pekan, membereskan rumah bersama, masak  bersama, dan lain-lain.
  • Berteman dengan anak-anak lain yang memiliki kesadaran untuk berprestasi dan  punya kewaspadaan untuk melindungi diri.
  • Mengeluarkan orang-orang yang cenderung negatif dari akun media sosial, untuk  menghindari perundungan siber.
  • Menjalin komunikasi dengan guru dan teman, serta berbagi cerita tentang  kejadian-kejadian yang kamu alami.
Bagaimana sanksi atas perilaku perundungan?

Sesuai dengan Permendikbud Nomor 82 tahun 2015, pelaku perundungan  dapat diberikan sanksi berupa:
  • teguran lisan, tertulis atau sanksi lain bersifat edukatif kepada peserta didik.
  • teguran lisan, tertulis, pengurangan hak,  pemberhentian dari jabatan sebagai guru  dan tenaga kependidikan.
Sesuai dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 perilaku perundungan dapat  dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan  dan/atau denda paling banyak Rp72 Juta.

Sesuai UU Nomor 11 tahun 2008, perilaku perundungan secara siber dapat  dipidana penjara paling lama 6 tahun atau denda maksimal Rp 6.000.000.000 (6 milyar).

Ke mana dapat melaporkan kasus perundungan?

Bagi peserta didik dapat melaporkan kasus perundungan ke:
SMS: 0811-976-929
Telepon: 021-5790-3020 atau 021-570-3303
Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)  Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di Polres setempat.

Bagi masyarakat umum dapat melaporkan ke kepolisian terdekat disertai dengan bukti dan saksi perundungan atau ke Komnas HAM, Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, atau YLBH (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia).
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar