Jumat, 02 Desember 2022

Hoaks

Hoaks
Apa itu Hoaks?

Hoaks adalah sebuah informasi rekayasa yang sengaja dilakukan untuk memanipulasi informasi yang sebenarnya.

Ciri-ciri Hoaks

  • Informasi tersebar menyebabkan kebencian antarkalangan hingga menimbulkan permusuhan dan kecemasan pada masyarakat.
  • Sumber informasi tidak jelas atau tidak ada yang tahu siapa penulisnya alias anonim, cenderung memojokkan pihak tertentu.
  • Adanya informasi disampaikan secara fanatik akan suatu ideologi, kata-kata menimbulkan provokatif, dan tidak ada informasi maupun fakta yang aktual.
  • Biasanya, penulisannya berantakan, seperti ada huruf kapital, huruf bold, banyaknya tanda seru, serta sumber tidak jelas atau tepercaya.
Jenis Hoaks
  • Berita bohong (fake news)
  • Tautan jebakan (clickbait)
  • Parodi (satire)
  • Propaganda
Fake News

Fake News adalah berita palsu atau sudah terbukti tidak benar yang dikabarkannya oleh media massa resmi.
Fake News

Clickbait

Clickbait adalah judul sebuah konten yang sangat menarik, namun isinya belum tentu sesuai dengan apa yang dijanjikan.

Contoh clickbait judul berita:

Belakangan ini ada berita yang berjudul “Atta Halilintar Buat Surat Perjanjian yang Harus Ditandatangani Ameena Hanna Nur Atta, Isinya Tak Boleh Pacaran Hingga Usia 24 Tahun”.

Judul tersebut tentu termasuk clickbait karena fakta sebenarnya adalah Atta Halilintar hanya membuat video TikTok dan tidak benar-benar membuat anaknya menandatangani surat perjanjian.

Contoh clickbait judul artikel:
  • “X Cara yang Belum Kamu Ketahui..”
  • “Jangan Pernah Lakukan X Hal Ini..”
  • “Cara Cepat Hasilkan X…”
  • “X Tips Meningkatan Z, Tips Nomor 5 Mengejutkan!“
Contoh clickbait judul iklan:
  • “Terbukti Jerawat Hilang dalam X Hari!”
  • “Jika Tidak Lulus, Uang Kembali 100%”
  • “Beli 5 Produk untuk Dapatkan Hadiah Umroh Bareng X”
Cilckbait

Satire

Satire adalah tulisan yang dengan sengaja menyusupkan sindiran pada pihak tertentu, kadang ditambah unsur komedi di dalamnya.
Satire

Propaganda

Propaganda adalah kegiatan yang menyebarkan informasi, ideologi, argumen, dan opini pada publik secara langsung dan sengaja untuk menggiring masyarakat buat setuju.
Propaganda

Contoh Hoaks

Hoaks
Hoaks Pesan Berantai

Hoaks
Hoaks Urban Legend

Hoaks
Hoaks Penerimaan Hadiah

Hoaks
Hoaks Pencemaran Nama Baik

Memeriksa Hoaks
  • Mengembangkan pemikiran kritis.
  • Memeriksa sumber informasi.
  • Melakukan check dan recheck dari liputan lain.
  • Cek validitas gambar.
  • Gunakan akal sehat.
Salah satu alasan utama penyebaran berita palsu ialah menciptakan “kejutan” yang menyebabkan seseorang menjadi emosional, senang, marah, ketakutan, dan hal lain. Oleh karena itu, saat membaca suatu berita, kita harus menjaga diri dan tidak terpancing secara emosional. Baca dan pelajari yang dilihat dan didengar secara rasional dan kritis. Pikirkan: "Mengapa cerita ini ditulis? Apakah untuk meyakinkan tentang sudut pandang tertentu? Apakah akan berujung ke pengiriman uang? Apakah saya menjadi terpengaruh dan terpicu untuk melakukan sesuatu?"

Jika menemukan cerita dari sumber yang belum pernah didengar sebelumnya, kita harus melakukan pencarian dan penggalian informasi! Periksa alamat web halaman yang dibaca. Cermati apakah ada kesalahan ejaan nama perusahaan di alamat web tersebut, atau ekstensi dari web. Domain resmi lembaga di Indonesia biasanya berakhiran dengan go.id, sch.id, ac.id, co.id, dan lain-lain. Lembaga komersial diakhiri dengan .com. Penggunaan CMS gratis perlu dicurigai sebagai penyebar informasi palsu. Penyebar informasi palsu terkadang membuat halaman web, surat kabar, atau gambar palsu yang terlihat resmi, tetapi sebenarnya palsu. Misalnya, jika kalian membaca postingan mencurigakan yang berasal dari WHO, kalian harus memeriksa situs WHO sendiri untuk memverifikasi apakah informasi itu benar ada.

Pengecekan berita dapat dimulai dengan melihat liputan di media utama (mainstream) karena media profesional mainstream memiliki pedoman editorial yang ketat dan jaringan luas dengan wartawan yang sangat terlatih. Akan tetapi, ada juga kemungkinan bahwa media utama melakukan kesalahan atau memihak (tidak berimbang). Maka, baik jika mencari pembanding sumber yang lain juga.

Saat ini, perangkat lunak pengeditan gambar dan foto sudah sangat canggih dan memudahkan penggunanya untuk membuat gambar palsu yang kelihatan seperti asli. Penelitian menunjukkan bahwa ternyata setengah dari kita terkecoh dengan gambar palsu. Namun, ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk palsu, seperti bayangan aneh, tepi tidak mulus, dan lain-lain. Namun, dapat juga terjadi, bahwa suatu gambar itu valid dan akurat, tetapi digunakan dalam konteks yang salah. Misalnya, foto sampah yang menutupi pantai bisa jadi berasal dari pantai yang berbeda atau dari gambar 10 tahun yang lalu, bukan peristiwa yang terjadi baru-baru ini. Untuk mendeteksi validitas gambar, dapat digunakan tools seperti Google Image Search untuk memeriksa dari mana gambar berasal dan apakah itu telah diubah. Cek informasi/berita yang berhubungan dengan gambar tersebut.

Cara mengecek dengan Google Image:
  • Buka https://images.google.com.
  • Upload/drag and drop foto atau screenshot ke pencarian di Google Images.
  • Muncul hasil pencarian yang menampilkan situs pertama yang mengunggah foto tersebut. Situs ini akan muncul pada posisi pencarian paling atas.
Dari sini, kita bisa tahu siapa yang menyebarkan gambar tersebut pertama kali. Cari tahu apakah situs web yang menyebarkan gambar itu kredibel atau tidak. Informasi dari laman lembaga negara dan pemerintah adalah kredibel.

Berita bohong dirancang untuk memberikan kejutan atas harapan, ketakutan, dan emosi kita. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan akal sehat untuk mengetahui apakah informasinya bohong. Misalnya, kita mendapat hadiah mobil tanpa pernah mengirimkan undian apa pun, atau penyedia internet membagikan voucher gratis besar-besaran kepada semua penggunanya, dan lain-lain.

Dampak Hoaks
  • Menimbulkan perpecahan.
  • Tidak percaya fakta.
  • Menimbulkan opini negatif.
  • Merugikan masyarakat.
Berita hoaks atau berita bohong dapat menimbulkan perpecahan individu atau antar kelompok. Hal ini terjadi karena kesalahan informasi yang didapat dan tidak mencari sumber informasi yang lebih kredibel. Perpecahan ini bisa ditimbulkan karena seseorang membenarkan informasi yang salah namun orang lain tidak percaya akan kebenaran tersebut karena ia memiliki bias informasi.

Selain itu perpecahan juga dapat terjadi karena suatu kelompok yang dijadikan sebagai objek dalam berita hoaks. Hal ini dapat terjadi keributan karena suatu kelompok tersebut merasa dirugikan karena berita hoaks. Mereka yang tidak terima akan mencari seseorang yang menulis berita dan tentunya akan protes sehingga berpotensi terjadinya perpecahan.

Masyarakat yang terlalu sering menerima berita hoaks lama kelamaan akan bingung membedakan berita faktual dan hoaks. Bahkan masyarakat tidak akan lagi percaya dengan situs berita yang benar dan lebih mempercayai hoaks. Hal ini terjadi karena paparan berita hoaks yang terlalu sering terkena pada pembaca. Dengan demikian masyarakat akan terus  terprovokasi oleh berita-berita palsu itu.

Berita bisa saja membuat masyarakat geram terhadap seseorang yang dibicarakan dalam berita jika ia merugikan masyarakat. Hal tersebut akan memiliki dampak negatif jika berita tersebut adalah bohong. Masyarakat akan memiliki sudut pandang negatif terhadap objek yang diberitakan, padahal yang diberitakan itu salah.

Opini negatif ini tentunya akan menjatuhkan pihak tertentu karena kesalahpahaman masyarakat karena berita hoaks ini. Biasanya oknum yang membuat berita ini memiliki rencana untuk menjatuhkan pesaing agar masyarakat membenci suatu pihak tertentu dan tidak mempercayainya lagi.

Hoaks sama saja dengan penipuan, dengan hoaks masyarakat bisa saja rugi dalam hal materi. Banyak terjadi kasus penipuan mengenai undian berhadiah yang diterima oleh masyarakat dari suatu merek atau perusahaan tertentu yang menjanjikan hadiah kepada pemenang yang dipilih. Tidak hanya dalam hal merek ternama, namun juga perusahaan yang membuat promosi untuk penerimaan karyawan baru di suatu perusahaan.

Mereka yang terkena hoaks seperti ini tentu akan sangat rugi dalam hal materi. Dalam undian berhadiah biasanya hoaks diterima melalui telepon. Penipu akan menghubungi korban dan menjanjikan bahwa akan mendapat hadiah yang menggiurkan, namun korban harus membayar sejumlah uang untuk administrasi. Hal tersebut lah yang menimbulkan kerugian karena pembayaran yang tidak masuk akal.

Jeratan Hukum Hoaks

Jika kalian memperoleh informasi yang setelah dipelajari ternyata adalah palsu, sebagian salah, atau bermaksud jahat, janganlah membagikannya pada orang lain. Membagikan informasi tersebut dapat merusak kredibilitas kalian. Jika informasi yang kalian bagikan punya maksud jahat, akan sangat berbahaya. Selain itu, kalian juga bisa terjerat pelanggaran hukum karena telah turut menyebarkan berita bohong.

Pelaku penyebaran hoaks termasuk dalam tindakan hukum, sehingga baginya akan dikenai sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Pada pasal 45A ayat (1) UU ITE disebutkan, setiap orang yang sengaja menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik bisa dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda maksimal Rp 1 miliar.

Dampak Hukum Hoaks



Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar